Dalil? Saya hanya berdalih…
(Di bawah ini adalah curahan hati saya, isinya pribadi, tetapi ingin saya bagi. Siapa tahu bisa menjadi cermin bagi yang membacanya. Bila ada yang merasa tersinggung, mohon maaf, semua itu tidak dalam kerangka masalah pribadi dengan Anda).
Assalamualaikum,
Hmm, sekedar cerita ya … Jaman SMP dan SMA dulu, saya lumayan aktif di kegiatan remaja masjid. Biasanya tugas saya ikut mengurusi kegiatan pengajian, dari mengurusi ustadz/ustadzah pengisi materi, menyusun acara dan mengatur protokoler saat kegiatan berlangsung. Kalau di TPA, saya paling senang kalau ditugasi mendongeng untuk anak-anak peserta TPA. Pernah juga ikut mengurusi Mading Masjid. Tulisan yang paling berkesan bertajuk “Santri Modern”. Kalau di kemah anak-anak Islam, tugas saya mengatur dan mengisi acara api unggun/malam kreatifitas. Hmm, that was really sweet memories.
Namun bertahun-tahun kemudian, saya tenggelam dalam kebimbangan. Yah, ringkasnya saya menjadi merasa jauh dari Alloh. Situasi seperti itu, sungguh, tidak menyenangkan. Ada ragu, ingin mengatur hidup, tapi juga tak segera bergerak maju, malah alih-alih semakin menjauh. Ada bimbang, merasa bersalah, tetapi tak kunjung sanggup menang berperang melawan godaan. Begitulah, ibaratnya itulah masa-masa gelap saya …
Saya tahu, mungkin ada beberapa episode dalam masa-masa itu, yang entah bagaimana saya menyinggung, mengecewakan, bahkan menyakiti beberapa orang. Saya tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, saya tidak bisa menghapus kesalahan yang pernah saya lakukan. Saya hanya sanggup mohon maaf untuk semua itu. Semoga Anda membuka pintu maaf untuk saya. Namun kalau memang kesalahan saya tak termaafkan, saya hanya bisa memasrahkan kepada Alloh, apa yang akan terjadi nanti harus saya hadapi.
Sekarang, ujian berat sedang melanda saya. Hal yang sekian lama saya berusaha pertahankan, melewati serangkaian benturan berat, nampaknya tidak sanggup lagi saya pertahankan. Ini semua menyadarkan saya, betapa saya ternyata tidak banyak berdaya. Tidak seperti keyakinan saya dulu yang merasa sanggup mengatasi semua kemungkinan. Ternyata saya harus terjatuh dan menyerah.
Saya tersentak, dan tidak ada pilihan lain, saya harus berubah, membuka lembaran hidup baru. It’s now or never…
Alhamdullilah, sejak beberapa minggu lalu, saya meniatkan diri mengikuti Kajian Tafsir Qur’an setiap Jumat Subuh dan Hadis setiap Minggu Dhuhur. Wah, isinya membuat saya selalu tersipu-sipu malu. Betapa saya begitu jauh meninggalkan jalan lurus … Ulasan demi ulasan, mengingatkan saya akan hal-hal yang sebenarnya sudah saya kuasai dulu, tetapi lama kemudian saya telah melupakannya. Saya niatkan juga puasa Daud, untuk membantu saya mengendalikan diri.
Pagi ini, Ustadz pengasuh kajian membahas bahwa salah satu ciri setan/iblis adalah selalu mengelak dengan berbagai alasan, berbagai dalil untuk menolak suatu perintah dari Alloh. Saya tersipu malu, karena dalam diri saya sendiri ternyata ciri itu ada. Betapa selama ini saya selalu berusaha mencari pembenaran atas suatu kesalahan saya. Yah, itulah aku, baru tersadarkan ketika datang ujian berat…
Setelah kajian, saya sampaikan ke Ustadz bahwa saya sebenarnya tidak pernah berdalil ketika mengelak dari suatu kewajiban. Saya hanya punya dalih …. Lebih parah ternyata ya …
Ustadz cukup bijak, mengatakan bahwa pintu tobat tidak pernah tertutup bagi yang masih mau berusaha. Semoga Alloh masih membuka pintu bagi hamba yang sekian lama hilang ini…
Wassalam,